Your Ad Here
Ksatria Petir

Cari!!!

Sunday, August 06, 2006

Aku Sakit karena Aku Hidup

2Aku Sakit karena Aku Hidup2

Mataku masih terpejam, padahal aku sudah sadar, sudah bangun, tapi aku tak dapat membuka mataku, ada yang menahannya. Aku coba dengan tanganku tapi tetap saja tidak dapat terbuka. Kemudian aku panik hebat, aku ingin sekali melihat keadaan. Lalu aku teriak, dan meronta marah. Aku merasa tak ada orang-orang di sekitarku, lalu aku berteriak lagi lebih keras, lalu aku mendengar suara langkah, entah manusia entah binatang atau makhluk lainnya. Kemudian mataku terasa hangat, dan segera bisa terbuka.

Ketika mataku terbuka, dan melihat sekitar, aku langsung jatuh pingsan lagi. Kemudian aku merasa kepala dan dadaku sakit, sangat sakit, seperti ada yang menusuk-nusukkan jarum panas. Mataku terbuka, tapi pandanganku jauh dari jelas. Aku masih terus meronta merasakan sakit, hingga aku tidak bisa merasakan lagi tangan kananku. Mataku yang kabur mencoba melihat ke arah tangan kanan, tak ada darah, juga tak ada tangan kananku. Tangan kananku hilang dan aku histeris teriak tapi terhenti, karena dadaku semakin terasa sakit hingga pada saatnya aku kembali pingsan karena tidak dapat menahan rasa sakit.

"And you can't fight the tears that ain't coming

Or the moment of truth in your lies

When everything feels like the movies

Yeah you bleed just to know you're alive"

-iris : goo goo dolls-

Aku buka mataku, kesadaranku utuh tapi aku tidak bias merasakan alas tempat aku terbaring, yang ternyata memang tidak ada, aku melayang di atas sebuah ruangan putih, dan di bawahnya ada sebuah meja dengan satu kursi, dua-duanya berwarna hitam, menjadi bagian yang cukup menyolok dalam ruangan itu. Lalu satu persatu muncul dengan perlahan sebuah lampu meja, sebuah kalender meja, dan beberapa dokumen, ruangan ini pun tak lagi putih, dindingnya menjadi warna biru muda dan hampir di setiap sisinya muncul rak-rak buku dan rak tempat penghargaan. Ruangan ini menjadi seperti ruang kerja seseorang, tapi aku tidak tahu ini milik siapa. Aku masih melayang di atas ruangan ini, bisa bergerak bebas tapi tak bisa turun, hanya bergerak kedepan dan belakang serta kanan dan kiri.

Aku mencoba menyentuh dinding ruang itu, dan aku menembusnya tak dapat kusentuh, lalu ku tabrakkan tubuhku ke dinding itu, dan aku menembusnya memasuki ruang yang lain. Seperti kantor sebuah perusahaan. Lalu aku masuk lagi ketempat pertama aku berada. Di dalamnya sudah ada tiga orang berdasi lengkap dengan jas warna gelap dan satu orang berpakaian putih dengan jas putih. Meeka sedang mendiskusikan sesuatu, tapi aku tak dapat mendengarkan apa pun. Sesuatu yang jahat, begitu kata intuisiku, mereka berempat sedang merencanakan sesuatu yang jahat, entah apa kejahatannya, intuisiku selalu tidak bisa detail. Dan lagi-lagi cahay putih menyilaukan datang saat aku akan memperjelas pandanganku. Lalu aku tak merasakan apa-apa. Saat terbangun, masih sinar menyilaukan menusuk mataku,, dan terasa ada yang mengikat di setiap pergelangan tangan dan kakiku. Waktu sinar itu hilang aku melihat 5 orang berjubah putih dan 2 orang ber jas hitam ada di dekatku. Mereka membicarakan sesuatu, aku mendengarkan, tapi tidak jelas, yang aku dengar dengan jelas adalah namaku, yang lain tidak jelas. Kemudian aku rasakan sesuatu masuk merasuk kedalam nadiku, melalui nyeri kecil, dan kemudian aku merasakan sakit yang sangat hebat. Tak bisa berontak, sakit dan marah. Lalu aku berhenti bergerak.

Rizki Pradana

3 Agustus 2006 ; 14.26 WIB

No comments: