Your Ad Here
Ksatria Petir

Cari!!!

Monday, August 20, 2007

Ampun......................

Tertatih aku menapaki jalanMu

Walau terluka, aku bertekad

Tetap hingga ujungnya

Saat jatuh, tanganMu ada untukku

ku lupa, kau tak lupa

HambaMu yang nista, hina

Allah,

Ampuni aku

Setiap langkahku

Allah,

Ampuni aku

Setiap nafasku

Allah,

Ampuni aku

Setiap pandanganku

Allah,

Ampuni aku

Setiap ucapku

20 agustus 2007

Pelan,
Daun itu jatuh menikmati angin
Berhembus lembut
Menghibur yang tertiup
Lepaskan penat
Bawa jiwa
Terbang bebas
Menembus batas
Lalu daun itu jatuh menikmati angin,
Pelan..

19 agustus 2007

Apakah aku harus marah,

Untuk ungkapkan semua serampah?

Saat semua tak mampu melihatku,

Yang terkurung jasad.

Hanya jasad mampu dilihat,

Bukan hakikat.

Haruskah aku bersedih,

Jika kembali tenggelam,

Dalam jasad?

Terjebak tak berdaya, diperdaya nafsu

Jasad yang merusak jiwa

Terkubur di dalamnya.

19 agustus 2007

Akan aku lepaskan jasad

Akan aku bebaskan jiwa

Namun aku bukanlah aku

Aku adalah harmoni

Jiwaku menyatu

Dengan cahaya

Dengan gelap

Aku cahaya dalam gelap

Aku bayangan dalam terang

16 agustus 2007

Saat aku harus kalahkan amarah

Saat aku harus batasi kesenangan

Saat aku melebur dalam keduanya.

Aku tiupkan hakikat

Dalam keseimbanganku

Dalam harmoni

Sendiri di atas gelap dan terang

Kendalikan keduanya

Dalam keseimbangan

Kuasai, bukan dikuasai

Renangi, bukan tenggelam

Melayang, bukan terhempas

Aku adalah harmoni

16 agustus 2007

Thursday, August 09, 2007

TeaterRekonstruksi (Tragedi Batavia 1628-1629)

Ini adalah salah satu kisah dari Kerajaan Mataram. Saat hampir semua wilayah di Jawa berada dalam kekuasaan Mataram dengan Sultan Agung sebagai rajanya, bagaikan duri dalam daging, Batavia menjadi ganjalan Mataram untuk menaklukkan Banten, karena Batavia tidak bersedia berkoalisi dengan Mataram untuk menaklukkan Banten. Batavia yang pada saat itu di pimpin oleh Jan Pieterzoon Coen dengan sangat gencar melakukan perluasan wilayah kekuasaan dan wilayah dagangnya. Kemudian muncul kekhawatiran akan keberadaan Batavia di benak Sultan Agung, dan beliau memutuskan untuk menyerang dan menaklukkan Batavia pada tahun 1628. namun usaha demi usaha gagal, serangan demi serangan gagal. Para panglima terbaik dikirim dan hanya nama kembali. Tumenggung Bahureksa, Tumenggung Sura Agul-agul, Adipati Mandurorejo, Adipati Uposonto, Adipati Tuhpati, dan para pasukannya mangkat saat membela kepentingan Negara dan Bangsanya.

Saat Sultan Agung disibukkan dengan urusan Batavia yang tak kunjung selesai, ada dua daerah bawahan yang memanfaatkan kesempatan untuk memberontak, Ukur dan Sumedang melakukan penyusunan kekuatan untuk melawan Mataram. Namun berkat tangan dingin Tumenggung Singaranu, pemberontakan berhasil diredam dan para pemimpin dari daerah yang memberontak ditangkap hidup-hidup. Adipati Ukur dari Ukur, Adipati Rangga Gempol dan Pangeran Wira Adinegara yang dihadapkan kepada Sultan Agung diberi pilihan, Diampuni dengan membantu Mataram menyerang Batavia atau menolak menyerang Batavia dan menerima hukuman penggal. Adipati Ukur dan Rangga Gempol memilih membantu Mataram menyerang Batavia, tapi tidak dengan Pangeran Wira Adinegara yang menolak mendukung Mataram menyerang Batavia, beliau mati dipenggal.

Di Batavia pun Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen dihadapkan dengan masalah yang menyangkut harga dirinya. Sara (Saartje) Specx yang dititipkan kepada Coen oleh Ayahnya, Jacques Specx yang sedang melakukan perjalan ke Patria, melakukan tindakan yang melanggar peraturan moral yang baru saja diterapkan di Batavia. Saartje Specx tertangkap basah sedang berduaan dengan Pieter Van Koertenhoef, seorang Perwira Muda VOC. Saartje dan Pieter kemudian di sidang di hadapan Dewan Hakim dan Dewan Gereja. Di persidangan, Pieter dijatuhi hukuman penggal, dan Saartje dijatuhi hukuman cambuk seratus kali, yang eksekusinya berlangsung satu tahun kemudian.

Setelah kegagalan pada serangan pertama di tahun 1628, Mataram berusaha melakukan serangan kedua pada tahun berikutnya, 1629. Penyerangan kali ini dipersiapkan lebih matang. Dikirimlah Tumenggung Singaranu, Pangeran Purbaya, Adipati Puger, Adipati Jumenah dan Tumenggung Madiun, Walau dipersiapkan lebih matang, serangan kali ini juga gagal, padahal Batavia saat itu sedang terkena Wabah disentri yang pada tanggal 21 September 1629 merenggut nyawa Sang Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen. Saat pasukan Mataram pimpinan Tumenggung Singaranu kalah dan terpukul mundur, rupanya Adipati Ukur memanfaatkannya untuk kabur dan meninggalkan medan perang bersama anak buahnya menuju Banten, walau akhirnya tertangkap dan di eksekusi oleh Sultan Agung.

Tiga hari sebelum meninggal dunia, Jan Pieterzoon Coen sempat menyaksikan eksekusi pemenggalan Pieter Van Koertenhoef dan Saartje Specx. Beberapa hari setelah meninggalnya Jan Pieterzoon Coen, ayah Saartje Specx, Jacques Specx, pulang dan menggantikan posisi Jan Pieterzoon Coen dengan lebih disiplin. Hingga dapat memukul mundur pasukan Mataram pimpinan Tumenggung Singaranu yang sudah terpecah belah.

Rizki Pradana

Jakarta

25 Juli 2007

00.36


Pilkada Bentar Lagi Nih...!

Hore!!! Bentar lagi pemilihan Gubernur Jakarta. Kita dah punya 2 calon gubernur, Bang Adang sama Bang Foke (Fauzi Bowo). Pertama kali nih rakyat Betawi di suruh milih gubernurnya sendiri. Dulu-dulu kan yang milih gubernur anggota dewan yang terhormat. Kesempetan deh nih buat kita-kita nentuin sendiri siapa yang pantes mimpin ibukota tercinta ini, gimana? Kita dah punya dua pilihan, Bang Adang ama Bang Fauzi, tinggal kita deh yang milih. Sebelum milih enaknye kita kenal dulu nih siapa dua calon itu, siapa aja yang dukung, ada siapa dibalik yang ngedukung. Saya anak Betawi kemaren sore punya sedikit info nih tentang kedua calon gubernur kita, jadi saya mau sok kasih analisa tentang kedua calon gubernur kita, ceritanya mo jadi orang keren yang suka nulis di Koran.

Bang Adang Darajatun ama Bang Dani Anwar, calon gubernur kita nomor Satu, calon yang di ajuin ama Partai Keadilan Sejahtera, partai yang pemilu legislative kemaren menang di Ibukota ini. Partai Islam yang pendukungnya kebanyakan kaum kuliahan alias mahasiswa atau bekas mahasiswa ini emang cukup punya taji di Jakarta, kekuatannya di Jakarta emang bener-bener kuat, tapi nggak nyampe lima puluh persen. Ngeliat dasar partai yang religius (Islam) saya punya pemikiran begini, Adang kan dicalonin ama Partai Islam, yang sejak berdirinya dikenal partai yang bersih, walau gak bersih-bersih banget, tapi cukup punya trekrekod(track-record) paling bersih diantara partai-partai yang laen. Banyak anggota ama kadernya yang gencar melawan korupsi dan kemaksiatan, gak cuman gencar sih, tapi juga konsisten melakukan pembinaan mental ke sekolah ma kampus-kampus, nah lho, ini kan berarti mereka serius perang ama maksiat. Emang kalo diliat dari pengalamannya masih kalah ama lawan tandingnya nanti (Fauzi Bowo), walau kalah pengalaman bukan berarti Bang Adang gak bisa diandelin, bisa aja. Eh ada lagi nih, berhubung PKS itu partai islam yang akarnya kuat banget, apalagi PKS nentang pendudukan Israel, nentang kebijakan Amerika, dan secara mendukung perjuangan HAMAS di Palestina buat ngelawan Israel yang katanya anak kandung Amerika. Nah pasti ada yang berusaha mati-matian supaya orang yang didukung ama partai yang ngedukung Hamas yang kata Amerika itu teroris buat mimpin Jakarta, ya gak Cuma Jakarta sih, pastinya buat diseluruh Indonesia, jangan sampe ada pemimpin dari PKS. Nah lho berat kan. Tapi Amerika kagak bakalan turun langsung buat ngegagalin usaha PKS mimpin Jakarta atau daerah lain di Indonesia. Pastinya dia pake agen-agen intelnya untuk ngejalanin operasi ini. Siapa agennya ? orang bule? Bisa jadi sih, tapi kayaknya bukan. Siapa ya….? Salah satu dari yang baca tulisan ini pasti ada yang tahu siapa agennya. Nih ya, ntar kalo ternyata Bang Adang tetep menang juga, berarti operasinya kan gagal, nah dilanjutin deh untuk nggoyang kemenangannya pake isu curang yang di ajuin ke pengadilan ama media massa, kalo masih kalah, pasti dikejar lagi supaya jangan sampe langgeng tuh pemerintahannya. Kayak di Depok tuh. Tapi terserah mau pilih Adang boleh, gak juga ga apa-apa

Udah tuh ya. Tadi dah ngebahas Bang Adang ama Partainya, PKS, sekarang saya mo ngebahas calon nomor dua kita, Bang Foke ama partainya yang bejibun tuh. Dari yang banyak itu malahan beberapa ada partai gede, ada Partai Golkar, ada Partai Demokrat, ada PAN, ada PDIP ada PPP dan masih banyak lagi partai kecil, oh iya ada Partai Damai Sejahtera pimpinan Pdt. Ruyandi Hutasoit tuh. Bang Fauzi atau Bang Foke, dari awal masa jabatan Bang Yos, ampe sekarang masih ngejabat jadi Wakil Gubernur, jadi banyak orang nganggep dia punya pengalaman dan pantes buat nerusin amanatnya Bang Yos, tapi apa bener begitu, cuman hati kita yang bisa jawab. Trus kita musti pikirin juga kenapa Bang Fauzi yang katanya dah pengalaman itu musti didukung ame segitu banyak partai, lah tumben pada akur tuh partai? Kita pikirin deh, nih misalnya Bang Fauzi menang, trus jadi gubernur, berape banyak kepentingan yang ada. Partainya aja banyak, pasti pada bawa kepentingan masing-masing, ada yang pengen selamet, ada yang pengen usahanya lancer, ada yang pengen jabatannya lanjut wah hitung aja sendiri deh ada brapa banyak kepentingan yang bakalan di tagih kalo bang Fauzi menang, politik kan katanya cuman masalah kepentingan sejati, kagak ade temen sejati atau musuh sejati, yang ada Cuma kepentingan sejati. Nah masalahnya kepentingan siapa? Kalo kepentingan rakyat sih kagak apa-apa deh, nah kalo cuman kepentingan pejabat ama pengusaha, bisa runyam deh ni Jakarta. Bukannya nganjurin buat kagak milih Bang Fauzi, pikirin lagi deh, kalo emang udah yakin mau tetep milih ya itu kan keputusan yang pada milih dah, saya kagak ikut campur. Trus kenapa dan ada ape dibalik koalisi partai yang ngedukung Bang Fauzi Bowo, selain ada kepentingan dari orang partai masing-masing, kayaknya ada juga yang emang menggalang partai itu untuk berkoalisi, orang dari partai-partai itu? Kayaknya bukan deh, bisa di bilang ada yang punya kepentingan lebih besar lagi yang kagak pengan orang dari PKS supaya menang, kenapa yak? Bukan sekedar berebut kekuasaan, tapi ada yang ketakutan kalo pengaruh PKS bisa semakin melebar di Indonesia. Siapa? Ya ada deh.... kayaknya yang baca juga ada yang tahu –kan udah di kasih tahu tadi pas ngabahas Bang Adang. Ya tapi bukan berarti Bang Fauzi kagak baek, wah baek banget, kan dia udah punya pengalaman banyak di dalem pemerintahan Jakarta sebelumnya, jadinya bisa dipertimbangin deh untuk milih dia.

Ya sedikit banget yak? Emang yang saya tahu cuman segitu, ditambah lagi kan jatahnya cuman dikit. Ntar malah dibilang sok tahu lagi. Terserah dah pada mau pilih siapa, yang penting saya dah kasih tahu apa yang saya tahu. Maaf yak kalo ada yang salah, namanya juga anak kemaren sore, tapi kalo ada yang bener jangan di bilang salah, O.K.

8 Juni 2007 - 02.53 WIB

My Lovely Disordered Room

Rizki Pradana

Mahasiswa Seni Tari Universitas Negeri Jakarta

Sekretaris AMPG Kecamatan Makasar, Jakarta Timur