Your Ad Here
Ksatria Petir

Cari!!!

Monday, November 21, 2005

Darah dan Peluh

Jelajah rasa menanjak dalam pergulatan hati....
aku senantiasa terus memandangi sakit yang mataku rasakan...
tak dapat hindari dan aku berdarah...
sampai peluhku menggantikan darah...
Kekerasan jiwa yang penuh dengki,
membuatku nampak bodoh dalam ketidakadilan.
Aku manusia yang mengharapkan keadilan yang semu, sehingga dapat kupuaskan segala birahi.
Bodoh... akan ku raih keadilan walau semu dan bau...
entah darah atau peluh yang akan membuatku tertawa terpuaskan dalam keadilan.
mati saja nampaknya cukup adil buatku...
daripada......


!

Tuesday, November 15, 2005

Musikku....

Saat sangkala bertiup riuh, aku terus melangkah dalam pedih rasa, dan getir jiwa.
Saat dentam hip-hop mendesak di dada, tubuhku tak dapat berhenti untuk terus saling mematahkan tulang-tulangku yang sampai saat ini tak pernah patah...
mungkin Tuhan sayang padaku, tapi Iblis telah menangkapku dalam denyut alunan musik yang membuatku......

Saturday, November 12, 2005

Flying through the broken heart


When the sun comes down and heaten my heart, I will fly and catch you with my mind.

Just closed your whining eyes and hug me tight.

Don’t give me the smile that u don’t want to show me.

Just hug me tight.

My Love, we will never meet again, if you don’t try to close your mouth by now.

Okay, now you can kiss me, but kiss me through my soul.

And if you can’t kiss me through my soul, we will never meet again.

Don’t kill me, I loved you since the first time, even if you killed me at the first time, I still in love with you.

But now don’t kill me, ‘cause you are already killing me for many times. So don’t do it again.

Selasa 5 april 2005

Seharian ini saya merasa berat di punggung saya, berat sekali seperti ada beban yang sangat berat. Ternyata ada seorang “nenek-nenek” yang sudah saya lihat sejak kemarin malamnya di dalam studio tari tempat saya latihan. Mukanya tua, tapi tampak cantik, tidak sedikitpun ada garis kejahatan di mukanya. Saya senang dengan hal itu, tapi saya menjadi tidak senang ketika dia mengganggu saya dengan menggelendot di punggung saya, yang menyebabkan saya merasakan beban berat yang cukup mengganggu. Tapi anehnya ketika saya menari, gerakan saya menjadi lebih baik. Walau pada saat itu kondisi fisik saya kurang bagus alias ngantuk plus lemes. Tadi pagi setelah kuliah Tari Jawa selesai, saya berdiskusi kepada seorang dosen saya yang cukup peka terhadap hal-hal seperti itu. Diapun mengatakan hal yang sama, padahal saya belum menceritakan apa yang saya alami. Taak lama setelah diskusi, saya kembali ke dalam studio untuk melanjutkan kuliah selanjutnya. Tapi apa daya, mata saya tidak kuat, punggung saya terasa sakit dan berat. Tak lama saya mendapat informasi kalau yang menggelendot di punggung saya gak cuma satu si nenek tadi, tapi ada tiga. Segera setelah mendapat informasi, saya segera melakukan autohealing. Dan satu dari jin yang membandel tadi, saya tebas dengan pedang saya. Entah dia mati atau sekedar terluka. Karena dia tidak mau keluar dari tubuh saya, “sorry jin, terpaksa.”

Dua dari jin yang mengelendot di punggung, saya angkat dan bersihkan. Kecuali si nenek. Karena saya tahu dia punya niatan baik. Walau pada akhirnya saya harus rela menahan berat dipunggung sepanjang hari.

Hari kian larut dan semakin gelap. Saya harus mengantar Lina (pacar saya) sampai depan metropolitan mall di bekasi. Sesudah lina naik mobil dari depan metropolitan mall, saya segera berjalan berbalik arah menuju depan gerbang tol bekasi barat dengan beban di punggung. Baru saja kira-kira 20 meter saya berjalan, saya melihat seorang anak muda seumuran Vincent, dengan beberapa pasang sendal dan sepatu di tangan kanan, tangan kiri memegang ulu hatinya, mukanya meringis dan yang paling saya tidak tahan melihat beban dipunggungnya yang berisi 45 pasang sepatu dan sendal. Awalnya saya lewati anak muda itu karena dia berjalan sangat pelan dan agak sempoyongan. Tapi ketika sudah melewati dia sesekali saya menengok ke belakang mencoba untuk melihat dia. Saya berhenti, dan saya tunggu hingga dia mendekat kepada saya. Kemudian saya putuskan untuk menghampiri anak itu dan bertanya. Pertanyaan pertama saya adalah, “udah makan belum luh? Kalo belum yuk kita makan bareng-bareng.” Tapi kemudian dia bilang, “Udah kak, barusan dikasih pedagang gorangan nasi padang.” Saya semakin penasaran, “Trus, perut lu kenapa lu pegangin terus?” “maag saya kambuh kak.” Saya tanya lagi, “Sekarang lu mau kemana?” dia bilang, “saya mau pulang ke Cianjur, tapi saya gak punya ongkos, saya pengen jual ini sendal sepasang aja….. untuk ongkos pulang ke Cianjur.” Jawab anak itu sambil meneteskan air mata. Karena saya lihat dia sudah terlalu lelah maka saya ajak dia untuk istirahat sejenak, menumpang di pos satpam sambil meneruskan pembicaraan. Ketika sudah istirahat di pos satpam netropolitan mall, maka mulailah banyak orang yang memperhatikan orang itu dan membantu saya untuk menolong anak itu. Ketika orang kumpul dan bertanya kenapa, kepada saya, saya cuma bilang “ Ini orang lagi kesusahan, udah dua hari dia dagang sendal di daerah Cikarang hingga Bekasi, tapi tak satupun terjual, dan ongkos yang diberikan oleh bosnya, selembar uang sepuluh ribu, sudah habis untuk makan dan ongkos. Sekarang dia butuh duit untuk pulang ke Cianjur, dia cuma ingin menjual sendal yang di bawanya satu pasang saja, yang penting ada ongkos pulang.” Setelah saya bicara lalu ibu-ibu dengan pakaian biasa saja, maju dan memberikan uang 6 ribu kepada anak itu, kemudian dilanjutkan dengan tukang ojek-tukang ojek yang ada di situ, ada yang memberi 1000 rupiah sampai 7000 rupiah. Maklum sama-sama orang susah. Sambil dia di urut oleh salah satu tukang ojek yang saya kira cukup mengerti masalah urut mengurut, dia berucap terima kasih tak henti-henti kepada setiap orang yang memberikan pertolongan padanya. Setelah agak selesai di urut, saya ingat bungkusan yang diberikan vincent kepada saya, sebuah bungkusan yang berisi bubuk berwarna hitam, yang saya tahu itu berguna untuk penyeimbang energi tubuh. Saya berikan padanya untuk di kantongi, sambil berkata,”Ini bukan jimat!! Ini cuma media, lu tetep berdoa ke Allah. Jangan tanya untuk apa. Udah kantongin, jangan di ilangin. Gak lama dia bisa berdiri tegak dan tersenyum. Entah pengaruh bubuk yang diberikan Vincent, atau hasil dari urut-mengurut tukang ojek tsb.

Sambil menunggu macet berkurang, saya ajak ngobrol anak itu. Tentang siapa dia, dimana keluarganya, dan kenapa dia nekat. Lalu anak itu mengeluarkan tas pinggangnya untuk mengambil minum. Dan tak sengaja saya lihat satu strip anti biotik, satu strip paracetamol, danbeberapa obat yang saya tidak sempat baca. Saya tanya, apakah dia sedang sakit,dan dia jawab iya. Lalu saya tanya kenapa dia nekat, dia menjawab, “Kalau tidak seperti ini dua adik saya tidak sekolah, dan nenek saya tidak ada yang urus. Ibu-bapak saya sudah tidak ada. Jadi mau gak mau.saya harus usaha.” Saya timpali omongannya, “Trus kalo sekarang lu paksain diri, trus lo mati gak ada yang nolongin, siap lagi yang bakal urus 2 adek dan nenek lu?” langsung dia istighfar.

Tak lama ngobrol saya pamit pulang kepada anak itu yang saya rekomendasikan kepada satpam untuk diperbolehkan menginap semalam di posnya, satpam pun menyetujuinya. Saat salaman, dia mencium tangan saya seraya mengucap terima kasih. Saya cukup terharu.

Dalam perjalanan pulang di bus mayasari 9B jurusan Bekasi-Kp. Rambutan, saya merenungi apa yang saya rasakan selama seharian ternyata berhubungan dengan apa yang baru saja saya alami. Saya ingat beban di punggung saya, tapi kok sudah tidak terasa. Saya kemudian menyimpulkan bahwa “nenek” yang gelendotan di punggung saya telah memberikan tanda bahwa ada yang memiliki beban lebih berat di punggungnya dan membutuhkan pertolongan. Alhamdulillah, ternyata intuisi saya benar, bahwa nenek itu mempunyai niat baik. Dan setelah saya ingat lagi, beban di punggung saya hilang ketka saya menepukan tangan saya kepada pundak si pedagang sendal tadi.

Subhanallah, Maha Suci Allah atas segala CiptaanNya!!!

Alhamdulillah saya masih diberikan keadaan lebih baik dari dia!!!!

Ini adalah Petunjuk bagi saya untuk selalu melihat kebawah jangan selalu melihat ke atas.

Ini adalah pelajaran bagi saya dan bagi semua yang baca.