Your Ad Here
Ksatria Petir

Cari!!!

Wednesday, August 09, 2006

Aku, dan Dua Dunia(prolog)

Pagi, Semua mata masih terpejam, dalam duniaku, hanya aku yang dapat membuka mata saat matahari mulai muncul di timur. Ini duniaku, dunia dimana aku adalah yang paling istimewa sekaligus paling tidak istimewa. Beranjak dari kamar menuju kamar mandi bebas tanpa busana, karena hanya aku yang dapat membuka mata di pagi ini. Jarum jam menunjuk angka 8, saatnya aku untuk mulai berangkat ke dunia nyata, dunia dimana aku adalah yang paling wajar dalam segala hal. Tidak ada yang tahu kalau aku punya duniaku, dimana semua orang menanyakan aku, dimana semua orang memberikan pujian padaku. Di duniaku, aku tidak terbiasa dengan cacian, semua penuh pujian.
Aku di dunia nyata. Aku memiliki sahabat yang tak pernah ku tahu isi pikiran dan isi hatinya, sahabat yang sewaktu-waktu siap menjadi musuhku, bahkan musuh besarku. Aku memiliki pula robot-robot yang aku tahu isi pogramnya, dan aku tahu takkan berkhianat, karena memang aku program untuk setia. Di dunia nyata aku menjadi yang biasa dan tak lebih istimewa dari sebuah alat yang bisa dibuang kapan saja saat aku sudah tidak dibutuhkan. Aku melayani, melayani, melayani dan melayani. Apapun bentukknya aku melayani, seperti robot yang ku program, seperi sahabat-sahabatku yang setiap saat bisa berkhianat.
Lalu aku kembali ke duniaku, tempat dimana tak ada pengkhianat, tak ada program obot, dan tidak ada yang kulayani, aku adalah yang dilayani. Tak ada yang tak bisa aku lakukan di duniaku, semua dalam kendali, termasuk angin, air ,tanah dan api.
Yang tidak aku lupa adalah aku tetap dalam kendali takdir Tuhanku.
Tuhan tetap mengdalikan dunia yang kukendalikan, tepatnya aku menjadi bagian dari pemainan Tuhanku yang memberikan aku tempat dalam duniaku dimana tak seorang pun makhluk seperti aku memiliki yang aku punya. Aku mengendalikan, tapi aku dikendalikan. Aku adalah bagian dari bidak-bidak dua fungsi dalam dua dunia. Aku tak akan bisa lepaskan salah satu dunia, dunia nyata maupun duniaku, kecuali Tuhan memerintahkan aku untuk kembali kepadanya.
Aku harus berfungsi pada dunia nyata juga harus berfungsi dalam duniaku, dunia dalam tidurku.
Mimpi.

Rizki Pradana
Jakarta, 1 Agustus 2006
*Kitab Entah adalah Anthologi Mimpi

No comments: